Gumpalan awan-awan putih nan bersih laksana kapas menjadi selimut dari badan pesawat.Dengan sayap yang kokoh,ia menerobos cakrawala,mengintari udara,mengintai wilayah-wilayah tujuan para penumpang.Ini kisah terjadi ditahun 1996,sebuah perjalanan saya dari Afrika menuju Yordan dan transit selama satu hari disana.Didalam pesawat saya duduk bersebelahan dengan seorang ibu tua yang berjilbab rapi dengan kadar usianya berkisar 65 atau 70 tahun. Dalam perjalanan,ibu tua itu bertanya kepada saya dengan bahasa arab yang fasih ;
"Kemana anda akan pergi?"
Saya jawab;"Saya akan transit ke Yordan,kemudian melanjutkan perjalanan ke Yaman".
"Dimana asal anda?" tanya dia lagi,juga masih dengan bahasa arab yang sangat fasih.
Saya katakan;"Saya berasal dari Indonesia"
Sejurus kemudian ia merubah perbincangan dengan bahasa Indonesia,padahal ibu tua itu sendiri adalah wanita kelahiran Jerman dan warga negara Kanada.Ia lantas berbicara dengan bahasa Indonesia yang sangat fasih,setelah bertanya "Adik di Indonesia dimana?".Saya bilang;"Saya di Jawa".
Ibu itu lantas merubah komunikasi dengan menggunakan bahasa jawa yang sangat halus dan hampir-hampir saya tidak paham.
Saya katakan;"Luar biasa,ibunda begitu banyak menguasai bahasa,sampai bahasa Indonesia dan jawa sekalipun,padahal anda orang barat".
Ibu tua itu tersenyum dan mengatakan;"Saya Alhamdulillah menguasai 11 bahasa dan 20 bahasa daerah"
Rentang waktu berikutnya,pembicaraan kami beralih tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama.Mulai ia mengupas Alqur'an dengan indah dan mahirnya.
Saya tanya; "Apakah ibunda hafal Alqur'an?".Ia menjawab; "Ya,saya telah menghafal Alqur'an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Alqur'an,sehingga saya berusaha menghafal tafsir Jalalain dan saya hafal".
Ia melanjutkan,"Namun Alqur'an harus bergandengan dengan hadits.Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadits tentang hukum sehingga saya hafal kitab Bulughul Maram diluar kepala".
"Lantas saya masih belum merasa cukup,karena didalam islam bukan hanya ada halal dan haram,tapi ada fadhailul amal,maka saya pilih kitab Riyadus Sholihin untuk saya hafal,lalu disisi agama ada namanya tasawuf,maka saya cenderung pada tasawuf sehingga saya memilih kitab Ihya 'Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkannya.Saking seringnya saya membaca Ihya 'Ulumuddin sampai-sampai bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala".
Saya berfikir,luar biasa ibu ini,Namun karena saya tidak mau percaya begitu saja,Akhirnya saya coba test.Apakah benar ia hafal Alqur'an?Ternyata benar.Apakah benar ia munguasai tafsir Jalalain tentang asbabunnuzul dan goul Ibnu Abbas?,ternyata ia bisa menjawab dengan piawai.
Saya angkat permasalahan Ihya mawat di kitab Bulughul maram,ternyata ia menjabarkannya.Lalu kemudian dikitab Riyadussholihin beberapa hadits ia sebutkan sesuai dengan apa yang disebutkan oleh kitab Dalilul Falihin sebagai syarahnya.Dan ia jelaskan masalah hati ,psikologi berbasis kitab Ihya 'Ulumuddin dalam pasal bab Ajaibul Qulub.
Geleng-geleng kepala saya.Luar biasa ibu tua ini,karena sejauh ini,Selain guru saya,Saya belum temukan orang yang sekaliber ibu yang ada disamping duduk saya ini.
Pesawat mendarat landing di airport.Ketika sudah berhenti,beliau akan mengambil tas yang ada dikabin.Saya coba bantu ambilkan,saya turunkan ada tiga tas kelantai pesawat.Subhanallah....Ketika beliau menunduk untuk mengambil tas itu ternyata keluar dari bilik jilbabnya seutas kalung yang bertanda palang salib.
Seperti petir disiang bolong menyambar saya.Saya tertunduk dengan lemah,ibu tua itu hanya tersenyum dan mengatakan "Akan saya jelaskan kepadamu nanti dihotel".
Karena kami transit selama satu hari satu malam,maka diruang reception (ruang tunggu) ia tunjukkan nomor kamarnya kepada saya dan kemudian kita bertemu di lobi restaurant.
Dia mengatakan kepada saya."Saya bukan orang kristen,saya mantan orang kristen,Dan kalung ini bukan berarti saya kristen,tapi kalung ini adalah pemberian almarhum ibu saya".Ibu tua itu pun mengatakan bahwa ia telah mempelajari beberapa agama,kristen,hindu, juga Islam.
Ia juga sempat mengungkapkan ketertarikannya mengenai keagungan yang ada dibalik wahyu Allah Swt dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Lalu saya tanyakan "Ibu apa agamanya sekarang?"
Dia katakan "Saya tidak beragama"
"Seandainya ibu masuk agama Islam,begitu membaca syahadat,ibu akan langsung mendapat titel kiyai haji".Kata saya karena demikian luas ilmu yang ia miliki.Ia menjawab "Mungkin karena saya belum dapat hidayah dari Allah".
Saya sempat meneteskan air mata bersyukur kepada Allah Swt,bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Alqur'an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-Nya.Sementara kita tanpa usaha apapun,telah dipilih oleh Allah Swt untuk menjadi seorang yang muslim.Alhamdulillahirabbil Alamien.Terimakasih ya Allah telah kau jadikan kami hamba-Mu yang beriman.Semoga selamanya dihiasi dengan iman.
"Nas alullaha bi husnil khatimah",Amiin.
Sumber:MSD PPD
0 Komentar:
Post a Comment